Mati suri bisa terpecahkan secara sains

Mati suri bisa terpecahkan secara sains, Kejadian mati suri yang sudah banyak melahirkan cerita selama ini memang cukup untuk membuat misteri. Beberapa orang di antaranya menyebutkan bahwa mati suri merupakan perjalanan yang mungkin secraa virtual ke sebuah terowongan cahaya.

Mati suri bisa terpecahkan secara sains
Sudah banyak penelitian yang berusaha mengungkapkan bagaimana mati suri ini terjadi dan apa penyebabnya.

Dari berbagai sumber yang ditemukan, mati suri sebenarnya masih bisa dipecahkan menurut kacamata sains, meskipun hal tersebut tidaklah sempurna.

Mati, merupakan berhentinya fungsi ketiga organ vital manusia, yaitu jantung, paru-paru, dan otak. Jika salah satu organ tersebut mati, maka hal tersebut kemungkinan juga dapat memicu untuk mematikan dua organ lainnya. Apabila dua organ lainnya belum berhenti berfungsi, maka manusia belum dikatakan mati Artinya, manusia disebut mati jika ketiga organ itu benar-benar berhenti bekerja.

Dalam kasus mati suri, pengalaman kebanyakan orang adalah berjalan melalui sebuah terowongan yang berujung cahaya, atau berada di tempat indah, dan lain sebagainya.

Mengapa bisa terjadi seperti itu?

Itu adalah salah satu tanda bagaimana mati suri dijelaskan. Pengalaman tersebut merupakan bukti bahwa fungsi otak masih ada. Manusia masih bisa mengingat apa yang terjadi saat mendekati kematian meski fungsi jantung atau paru-paru telah berhenti.

Saat manusia itu terbangun, maka dia akan mengingat apa yang baru saja terjadi. Tentu saja pengalaman mati suri untuk beberapa orang berbeda.

Dalam kasus mati suri, sains memang belum secara sempurna mengupas tuntas.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Zalika Klemenc-Ketis dan rekan-rekannya menemukan satu-satunya hal yang menyebabkan mengapa seseorang bisa mati suri.

Tim peneliti mempelajari sebanyak 52 pasien serangan jantung yang dirawat di 3 rumah sakit berbeda dalam kondisi kritis. Uniknya, 11 di antaranya mengalami mati suri.

Para peneliti menemukan bahwa saat mengalami serangan jantung, pasien juga mengalami gejolak oleh beberapa gas di dalam darah. Diketahui, satu-satunya gas yang naik hanya pada mereka yang mati suri adalah karbon dioksida.

Awalnya, tim peneliti ragu. Mereka menghimpun data terkait jenis kelamin, usia, agama, waktu yang diperlukan untuk menghidupkan, dan obat yang digunakan perawatan, semuanya tidak berkorelasi nyata dengan perasaan mati suri. Sehingga tim menyimpulkan karbon dioksida penyebabnya.

Hal ini didukung fakta kalau orang yang menghirup terlalu banyak karbon dioksida, atau berada pada ketinggian yang dapat meningkatkan konsentrasi karbon dioksida darah seperti pilot, juga mengalami sensasi seperti mati suri.

Ini penemuan penting dalam pemahaman kita tentang mati suri. 

Kita telah tau kalau semua orang yang mati suri memiliki konsentrasi karbon dioksida tinggi dalam darahnya. Tidak peduli dia kiai atau ateis, tidak peduli mati karena kecelakaan atau penyakit. Semua sama.

Tapi ada satu masalah. Saat mengalami serangan jantung, semua orang memiliki konsentrasi karbon dioksida yang tinggi di darahnya. Tapi hanya 10 persen saja yang mengalami mati suri.
sumber http://www.merdeka.com/teknologi/mati-suri-bisa-terpecahkan-secara-sains-1-tekmatis.html
http://www.merdeka.com/teknologi/mati-suri-bisa-terpecahkan-secara-sains-2-tekmatis.html