Pornografi lebih berbahaya daripada narkoba bagi sel otak manusia

Pornografi lebih bahaya daripada narkoba bagi sel otak Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan, pornografi melalui internet mampu merusak lima sel otak. Hal ini bisa berdampak pada perkembangan dan kreativitas generasi muda.

Pornografi lebih berbahaya daripada narkoba bagi sel otak manusia
Oleh karena itu, internet positif dan aman sangat penting, terutama bagi pelajar atau generasi muda. Pernyataan itu disampaikannya saat Temu Wicara dengan masyarakat terkait Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) di Kantor Pos Jambi, Minggu (2/3), seperti dilansir dari Antara.

"Pornografi merusak lima sel otak, sementara narkoba merusak tiga sel otak," kata Tif.

Tifatul mengharapkan peran semua pihak, baik guru maupun orangtua membentengi dan membekali anak-anak dengan keimanan.

"Yang penting anak-anak dibekali dengan ketahanan iman dan ketahanan pikiran agama mereka, karena itu guru, orangtua juga bertanggung jawab," tandasnya.

Mengenai langkah Kominfo dalam upaya memblokir atau menghilangkan situs porno di internet, ia mengaku sudah melakukan pemblokiran, namun tidak mungkin dihilangkan.

"Pornografi di internet tidak bisa dihilangkan, kita melarang (pornografi). Di Asean hanya kita yang blokir situs porno," ujarnya.

Upaya pencegahan situs porno di internet dianggap sebagai pekerjaan yang tidak pernah ada habisnya, dan Kominfo telah memblokir lebih satu juta situs porno.

"Ada satu juta lebih situs porno lebih kita, jadi pekerjaan tidak selesai-selesai karena jumlah situs hampir tiga miliar yang berubah nama dan sebagainya, Jadi blokir di dada (hati) dan kepala (pikiran) yang paling efektif," papar Tifatul Sembiring.

Ia mengatakan, internet tidak serta merta dianggap sebagai media yang merusak generasi bangsa, berbagai keunggulan dan kemudahan melalui akses internet seharusnya dimanfaatkan dengan baik.

Bercerita tentang dampak positif internet, menkominfo menuturkan keberhasilan anak bangsa bernama Fahma yang menciptakan program "Handphone Ibuku adalah Guru Adikku" yang meraih juara satu pada ajang kompetisi AFICTA, yang saat ini mendapat gaji Rp40 juta sebulan dari salah satu perusahaan seluler.

Juga ada Batara Ito yang menjadi miliuner bersama teman kuliahnya di Jepang yang membuat sosial media pada tahun 2009 dan memiliki 33 juta member/komunitas sosial yang semuanya itu merupakan hasil kreativitas dengan memanfaatkan kemudahan dan keberadaan internet.

Sementara Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar sangat berharap internet yang diakses masyarakat dapat termanfaatkan dengan baik dalam kerangka kemajuan generasi muda, yang akan memberi dampak terhadap kemajuan daerah.

Menurut wagub, dua kata kunci bagi daerah untuk meningkatkan daya saing, yaitu melalui SDM yang profesional dan inovasi teknologi.

"Layanan internet kecamatan merupakan salah satu langkah konkrit bagi kita untuk menginformasikan potensi yang ada, bila kita bijak dalam menggunakan maka akan mendapat manfaat," pungkasnya.
(MERDEKA.COM)