kuli bangunan menguyur seorang nenek dengan semen

Kuli bangunan menguyur seorang nenek dengan semen, Malang benar nasib nenek Rya (65). Dia dianiaya dua kuli bangunan dengan cara diguyur adukan semen.

keadaan nenek yang diguyur semen
Peristiwa ini terjadi Minggu malam kemarin. Mulanya, Rya hanya menegur pekerja proyek agar bekerja lebih rapi dan tidak sampai tengah malam karena mengganggu ketenangan warga sekitar yang harus beristirahat.
Rupanya pekerja itu tak terima. Mereka langsung menumpahkan seember adukan semen ke arah Rya. Kepala hingga baju yang dikenakannya berlumuran semen.
Padahal, tindakan nenek Rya yang menegur pekerja tentu tak seutuhnya salah. Siapapun pasti ingin beristirahat dengan nyaman terlebih malam hari.
Dari kasus ini, hendaknya kontraktor memiliki jam kerja jika proyek yang digarap berada di lingkungan warga. Dengan begitu tak ada yang merasa dirugikan seperti nenek Rya.

1. Diguyur semen karena omeli kuli bangunan

Kesabaran nenek Rya sudah habis karena ulah pekerja bangunan yang tengah menggarap proyek tepat di depan rumahnya di Jl Tebet Timur Dalam VII J, Tebet, Jakarta Selatan. Jam kerja mereka dari pagi sampai malam membuat ketenangan warga sekitar terganggu.
Sampai pada Minggu malam kemarin, Rya mulanya hendak membuang sampah di lokasi tak jauh dari rumahnya. Di situ ada pekerja bangunan yang sedang beraktivitas. Sambil membuang sampah, korban juga menegur para pekerja bangunan lantaran kerap membuat kebisingan saat malam hari.
Tidak terima ditegur, dua dari belasan pekerja tersebut pun nekat menyiram korban dengan ember berisi semen. "Saya cuma negur jangan berisik. Langsung disiram begini," ujar Rya di lokasi sambil menunjukkan punggungnya yang sudah penuh semen.
Mengetahui hal tersebut, keluarga korban pun tak terima dan langsung mendatangi lokasi proyek pembangunan yang di pagar tinggi. "Enggak terima lah nenek saya disiram semen begini. Kalau sudah kering susah ngilanginnya," ujar salah satu cucu korban.

2. Nenek Rya juga pernah dilempari kayu

Sebenarnya bukan malam Minggu itu saja Rya menegur para pekerja. Selain karena bising, cara kerja kuli juga tak rapi.
Sering sekali ada tumpahan semen dan kayu-kayu yang jatuh ke jalanan tepat di depan rumah mereka. Alhasil, warga terpaksa memunguti.
Suatu hari, nenek Rya geram. Dia melemparkan kembali kayu-kayu itu ke dalam proyek yang dibatasi tembok tinggi.
"Ada kayu yang dibuang di jalan terus dikembaliin lagi ke dalam lokasi proyek. Eh kayu yang udah dimasukin ke dalam itu dilempar lagi keluar sama pekerjanya. Jadi ngeyel itu pekerjanya," ungkap Farah Dina, putri korban.
Saat itu Rya memang sempat berteriak agar material pekerjaan tak berjatuhan di jalan. Selang beberapa saat, beberapa pekerja yang sebelumnya ada di lantai dua turun menghampiri Rya.
"Pas ibu saya dilemparin balik, ibu saya teriak kalau kerja jangan sampai keluar-keluar dong itu semennya," ucap Farah.

3. Guyuran semen buat nenek Rya pusing

Sungguh tega perbuatan kuli-kuli bangunan itu pada Rya. Mereka mengguyurkan seember kecil adukan semen pada wanita 65 tahun itu.
Padahal, Rya hanya menegur mereka karena bekerja tak kenal waktu hingga mengganggu ketenangan warga. Tindakan kuli mengguyurkan semen ke arah Rya membuat nenek yang tengah mengidap stroke itu mengalami gangguan kesehatan.
"Ibu saya itu kan punya stroke mbak, jadi pas kena semen gitu ya langsung kepusingan," papar Farah Dina, putri Rya.

4. 2 Kuli pengguyur semen diamankan polisi

Menurut Farah Dina, putri Dian, proyek yang dikerjakan para kuli bangunan sudah berjalan 3 bulan. Selama itu pula, pekerjaan mereka memang kerap mendapat teguran dari warga sekitar, karena bising dan tidak rapi.
"Sering mbak bekas coran banyak di jalan. Terus puing-puingnya dibuang gitu aja di jalanan. Bukan ibu saya aja yang negur, warga yang lain juga. Tapi bukannya bener malah tambah berantakan," jelas Farah.
Tak hanya itu, para pekerja pun kerap beraktivitas di malam hari. "Kalau jam 1 atau jam 2 pagi mereka masih pada kerja mbak. Getok-getok besi. Pokoknya berisik deh. Itu kan ganggu orang istirahat. Tapi pas pagi mereka juga kerja. Nanti jam 9 malam biasanya berhenti nah mulai lagi jam 2 pagi," tuturnya.
Hal itulah yang kerap menjadi pemicu kemarahan warga sekitar. "Ya mau kerja silakan tapi tahu waktu juga. Jangan pas jam istirahat orang," tandasnya.
Kerumunan warga membuat para pekerja yang 'sok jagoan' itu pun menjadi keok. Atas perbuatan pelaku yang mengguyuri nenek Rya dengan semen, keduanya langsung diamankan Polsek Tebet.
Saat digelandang petugas, warga dan keluarga korban yang masih geram dengan aksi pelaku pun sempat hendak memukul dua pekerja yang diamankan. Tetapi, hal tersebut bisa dicegah petugas.

5. Pasca-kejadian nenek disiram semen, pekerjaan tak lagi sampai malam

Sehari setelah kejadian penyiraman semen pada nenek Rya, kontraktor memutuskan pengerjaan proyek tak sampai dini hari.
"Iya katanya si udah damai. Kurang tahu juga ya damainya kapan. Cuma saya dengar begitu," kata Ismail (45) petugas keamanan di Jalan Tebet Timur Dalam VIII W, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (23/12).
Ismail menuturkan, saat kejadian dirinya memang sedang melakukan tugas jaga. Namun, karena bukan masuk area wilayah jaganya maka dia tidak mau terlalu terlibat untuk mengurusi masalah tersebut.
"Saya emang lagi tugas malam. Cuma itu kan teman saya yang jaga. Dia juga enggak tahu, orang kalau datang malam jam 11," katanya.
Informasi yang dihimpun biasanya para pekerja bangunan tersebut memang kerja melewati batas bekerja. Namun pasca-kejadian ini, pekerjaan bangunan ini tidak sempat melewati sampai magrib.
sumber http://www.merdeka.com/peristiwa/nenek-disiram-adonan-semen-oleh-kuli-proyek-perlu-ada-aturan.html